Sabtu, 17 Maret 2012

motivasi hidup

Bahagia Bukanlah Tujuan, Melainkan Sebuah Cara Menjalani Hidup


Saya tengah mengikuti pelatihan di sebuah lembaga training ketika pikiran ini terlintas di pikiran saya. Alkisah, sang trainer bertanya ke seorang peserta,”apa tujuan anda bekerja keras selama hidup anda?” peserta menjawab macam-macam. Ada yang bilang supaya dapat hidup kaya, ada yang bilang supaya dihormati, ada yang bilang supaya bisa sukses dan terkenal, ada yang bilang suapaya dapat pasangan yang baik (nahh lo?). Si trainer menutup sesi tanya jawab itu dengan kesimpulan bahwa tujuan kita semua hidup adalah untuk hidup bahagia. Benarkah?
Mari kita sejenak bicara tentang definisi kita mengenai kebahagiaan. kita semua pada dasarnya sama dengan para peserta seminar yang saya ceritakan tadi. Kita semua mendefinisikan kebahagiaan sebagai sebuah tujuan. Kita terlanjur percaya mitos bahwa kebahagiaan akan kita dapatkan suatu saat nanti. Misalnya seperti ini, anda menganggap bahwa kebahagiaan itu bisa diperoleh ketika anda kaya. Tapi, nyatanya ketika anda kaya, anda tidak juga kunjung puas, dan sekali lagi anda menganggap anda bisa bahagia, ketika anda lebih kaya lagi. Tapi, lagi-lagi anda tidak bahagia juga bukan?
Ketika kita menempatkan kebahagiaan itu sebagai sebuah tujuan, maka kita secara tidak langsung telah menempatkan kebahagiaan itu di tempat yang jauh. Sangat jauh. Bagi saya, bahagia adalah sebuah cara atau metode dalam menjalani hidup. Dan kita boleh memilih cara apapun untuk menjalani kehidupan kita. kita mau menjalani hidup ini dengan penuh kebahagiaan, kecemasan, atau dengan ketakutan, atau kemarahan, atau dengan cara apa pun itu terserah kita. Kitalah yang memilih. Hanya, tanpa disadari, selama ini kita telah memilih cara yang salah dalam menjalani kehidupan.
Memang, ketika kita berbicara kebahagiaan. maka kita semua akan terjebak pada perbedaan semantik dan semiotika makna kata. dan karena saya juga bukan ahli bahasa, maka saya lebih suka mengajak anda untuk bertanya, indikator kebahagiaan itu sebenarnya seperti apa?
Bagi saya pribadi, indikator kebahagiaan itu adalah ketika kita bisa menikmati apa yang sedang kita lakukan saat itu. Menikmati maksud saya adalah betul-betul merasakan dan mengerti apa yang sedang kita alami dan kita lakukan. dan untuk betul-betul mencapai sebuah kondisi atau keadaan yang namanya “menikmati” itu kita butuh satu hal. yaitu “kesadaran”. ya, di situlah kuncinya: kesadaran.
Saat, kita betul-betul menyadari apa yang sedang terjadi di sekitar kita, maka di saat itulah kita mencapai kebahagiaan. Masalahnya adalah, selama ini kita menjalani hidup dengan penuh ketidaksadaran. Buktinya? mari kita lihat..
Saya membagi kesadaran menjadi kesadaran makro dan kesadaran mikro. Kesadaran makro adalah kemampuan kita untuk menyadari siapa diri kita, dari mana kita berasal, untuk apa kita hidup dan kemana kita akan pergi. Kesadaran mikro adalah kesadaran dalam keseharian kita. Di sini kita menyadari sepenuhnya apa yang sedang kita lakukan, pikirkan, dan rasakan dalam suatu waktu tertentu.
Kita tak akan bisa pernah bisa hidup dengan bahagia, jika kita tak mampu pertanyaan-pertanyaan penting mengenai siapa diri kita dan ke mana kita menuju. begitu pula kita tak akan pernah menikmati kehidupan kita jika kita tak benar-benar menyadari apa yang sedang kita lakukan.
Bagi saya, hidup bahagia adalah sebuah cara menjalani hidup. Dan kesadaran adalah kuncinya.